Bandung, JAWA BARAT, SK - City branding bukan sekadar slogan, tetapi identitas yang melekat dan membentuk citra sebuah kota. Hal ini ditegaskan Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto saat menjadi pembicara kunci dalam Simposium Bandung Asia Afrika City Network di Aula Barat ITB, Kota Bandung, Senin (19/5).
Dalam paparannya, Bima menyebut bahwa branding kota merupakan narasi, aspirasi, dan citra yang harus dibangun secara menyeluruh dan berkelanjutan. Ia menekankan, branding bukan hanya soal tampilan luar, melainkan bagaimana sebuah kota dikenali dan dikenang.
"Branding adalah identitas kita, bagaimana kita dikenali dan mengenali," ujar Bima.
Ia mencontohkan Bandung sebagai kota dengan branding kuat sebagai kota kreatif, hasil dari konsistensi, kerja keras, dan kekuatan sumber daya yang dimiliki. Menurutnya, tidak mudah menandingi citra tersebut.
"Sulit menandingi branding Kota Bandung sebagai kota kreatif, sulit sekali," imbuhnya.
Bima juga menyoroti pentingnya narasi sejarah lokal dalam membentuk branding kota. Ia menyebut contoh seperti Kota Pahlawan, Kota Pelajar, Kota Taman, hingga kisah Kerajaan Sunda Pajajaran sebagai potensi identitas berbasis cerita.
Lebih dari itu, ia menyebut city branding idealnya sejalan dengan cita-cita jangka panjang dan perencanaan tata kota. Negara seperti Singapura dinilainya berhasil mengintegrasikan branding ke dalam seluruh aspek kebijakan dan pengelolaan kota.
"Singapura adalah contoh sempurna bagaimana branding itu diturunkan ke dalam semua kegiatan-kegiatan," tegasnya.
Indonesia, lanjut Bima, memiliki potensi besar dalam penguatan identitas kota. Ia menyoroti Kota Blitar yang menyimpan nilai historis tinggi sebagai tempat kelahiran dan peristirahatan terakhir Presiden Soekarno. Sayangnya, potensi ini dinilai belum tergarap maksimal sebagai elemen branding kota.
"Tapi belum sepenuhnya ditarik menjadi city branding di sana," tuturnya.
Di akhir sambutannya, Bima mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk menjadikan city branding sebagai bagian integral dari pembangunan kota. Di tengah kompetisi global, identitas kota yang kuat dianggap penting untuk membangun daya tarik di mata dunia.
Simposium ini juga dihadiri Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan, Wakil Rektor ITB Irwan Meilano, serta perwakilan kota-kota jejaring lainnya.
______
Pewarta : Dani 74
Sumber : Puspen Kemendagri
Editing : Redaksi
________
0Komentar