Tfr6TUCoBUC8GSAiTUCoGfW0Gd==
Light Dark
Pengusaha Bengkayang Soroti Angka Pengangguran Ditengah Gebrakan Pabrik Jagung di Bengkayang

Pengusaha Bengkayang Soroti Angka Pengangguran Ditengah Gebrakan Pabrik Jagung di Bengkayang

×

 

Caption : Edison alias Akong (topi abu-abu) saat sesi Foto Bersama tim Media awak media Pontianak. Senin (16/06). Foto. Dani 74 (SK) 
BENGKAYANG, KALBAR (SK) – Program ketahanan pangan Presiden terpilih Prabowo Subianto mendapat sambutan baik dari kalangan pengusaha daerah. Salah satunya Edison atau Akong sapaan akrabnya, pelaku usaha asal Bengkayang, Kalimantan Barat, yang menilai kehadiran pabrik pengolahan jagung membuka peluang pertumbuhan ekonomi lokal dan ekspor.

“Ini prospeknya besar. Hasil panen bisa terserap langsung ke pabrik. Di Singkawang saja, harga jagung sudah naik, dan permintaan dari Malaysia mencapai ribuan ton per bulan,” kata Akong kepada saungkreasi.com, Senin, (16/05). 

Pabrik jagung yang baru beroperasi itu memang belum berproduksi optimal. Namun, Akong optimistis kapasitasnya akan meningkat seiring dukungan petani lokal dan keberlanjutan kebijakan pangan nasional.

Menurut dia, jagung merupakan komoditas yang bisa dibudidayakan secara luas. Di pasaran lokal, harga jual mencapai Rp5.800 per kilogram, sementara harga beli dari petani sekitar Rp5.400. “Harga itu sudah mempertimbangkan biaya produksi dan upah tenaga kerja,” ujarnya.

Namun, Akong menyoroti realitas lain yang mencuat : melonjaknya jumlah pelamar kerja. “Kami butuh 14 karyawan, tapi yang melamar lebih dari seribu orang. Ini cermin pengangguran akut di daerah. Pemerintah seharusnya lebih agresif menciptakan lapangan kerja, bukan hanya bergantung pada investor asing,” ucap dia.

Ia juga mengkritik pendekatan pembangunan yang terlalu fokus pada sektor pendidikan formal. “Sekolah gratis bagus, tapi kenyataannya sekolah sudah banyak, siswa justru berkurang. Yang dibutuhkan sekarang adalah pekerjaan. Cari lahan, tanam, serap tenaga kerja. Itu yang langsung terasa,” tegasnya.

Akong menambahkan, diversifikasi pertanian penting agar ekonomi desa tidak bergantung pada satu komoditas. “Potensi kita bukan cuma jagung dan padi. Cengkeh, kapulaga, pala, sampai karet, itu punya pasar. Tapi perlu keseriusan dari pemerintah,” kata dia.

Ia berharap arah kebijakan ke depan tak semata mengejar investasi besar-besaran, tapi juga membangun kemandirian ekonomi dari bawah. “Kalau masyarakat bekerja, pajak naik, daya beli tumbuh, angka kriminal turun. Semua berawal dari perut kenyang,” ujar Akong. 



Reporter : Dani 74

Narasumber : Edison (Akong) Pengusaha Ternama Kab. Bengkayang


0Komentar

SPONSOR