Tfr6TUCoBUC8GSAiTUCoGfW0Gd==
Light Dark
 “Pradono, Tetap Menulis, Tetap Menyentuh Hati Sultan Pun Angkat Topi”

“Pradono, Tetap Menulis, Tetap Menyentuh Hati Sultan Pun Angkat Topi”

×
Caption : Sultan Pontianak Ke-IX.
Syarif Melvin Alkadrie, SH
Yang Juga Menjabat sebagai Anggota DPD RI Dapil Kalbar
 Pontianak, KALBAR (SK) – suasana di Otentik Coffee, Jalan Halmahera, Pontianak, terasa berbeda. Bukan karena pertandingan bola atau sekadar ngopi biasa. Malam itu, puisi-puisi menggema dalam sebuah acara bertajuk “Pembacaan Sajak-Sajak Pradono”. Sabtu (5/07). 

Acara ini bukan pertemuan biasa. Budayawan, penyair, seniman, dan para penggerak literasi berkumpul memberikan penghormatan kepada Pradono, penyair senior asal Kalimantan Barat yang telah berkarya sejak 1984 dan masih terus menulis hingga kini.

Tok Dalang Idrus dan E. Widiantoro, penggagas acara, menyebut bahwa ini adalah bentuk penghargaan kepada dedikasi seorang Pradono yang tak kenal lelah dalam merangkai kata.

“Dari generasi lama penyair Kalbar, hanya beliau yang masih aktif dan tetap semangat,” ujar Tok Dalang.

Beberapa nama tampil membacakan puisi-puisi karya Pradono, Cecep SOB, Dicky Armando, Zie Qarisha Sasmi, Widiantoro, hingga Tok Dalang sendiri. Masing-masing memberi warna dalam pembacaan, ada yang lembut, ada yang menghentak, bahkan ada yang membuat bulu kuduk merinding.

Yang membuat suasana makin haru, Sultan Pontianak Syarif Melvin Alkadrie mengirimkan pesan video khusus.

“Terima kasih banyak kepada Pradono. Dedikasi dan semangatmu luar biasa. Beta sangat menghargai.”

Sultan Melvin, yang juga menjabat sebagai anggota DPD RI, menyatakan komitmennya untuk terus mendukung seni dan sastra di Kalimantan Barat.

Acara semakin semarak dengan penampilan musikalisasi puisi dari Puck Mude dan Kamil Onte, serta live music dari anak-anak KPJ Kembang Pete, Garuda Hatta, Tomex Genjreng, dan lainnya. Acara dipandu oleh MC andalan warga, Cek Aini.

Malam makin larut, namun suasana tidak surut. Justru, semangat dari puisi-puisi Pradono makin terasa menghangatkan. Pradono mungkin tak banyak bicara, tapi puisinya terus bersuara.


Sri Sundari

Editing : Redaksi

0Komentar

SPONSOR