![]() |
Caption : Sarasehan dan Temu Kadang di Aula Sekolah Polisi Negara (SPN) Pontianak, Rabu malam, 9 Juli 2025. Foto, Sri (SK) |
Hadir sebagai pembicara utama, Kang Mas Simun, Warga Tingkat III Majelis Luhur PSHT yang datang dari pusat organisasi di Madiun. Di hadapan warga, ia menekankan bahwa menjadi anggota PSHT bukan sekadar status, melainkan tanggung jawab spiritual.
“Setia Hati itu bukan titel, tapi laku hidup. Kita ini bukan hanya pesilat, tapi penjaga ajaran,” ujar Kang Mas Simun, yang disambut tepuk tangan riuh.
Menurutnya, PSHT tak sekadar perguruan pencak silat, tapi juga ruang pembinaan karakter berbudi pekerti yang mengakar pada nilai kebenaran dan pengabdian.
Sejumlah Warga Tingkat II turut hadir, di antaranya Mas Suparman (Koordinator Wilayah), Mas Eko Sulistyo, Mas Sigit, Mas Slamet, Mas Budi, dan Mas Imam. Diskusi berlangsung hangat, membahas dinamika organisasi dan penguatan nilai Setia Hati.
Ketua Cabang PSHT Pontianak, Kang Mas Bibit Triyono, mengapresiasi antusiasme warga. Ia menegaskan pentingnya membangun PSHT sebagai kekuatan moral dan spiritual.
“Kami ingin PSHT tidak hanya kuat fisik, tapi juga tangguh dalam karakter,” kata Bibit dalam sambutannya.
Acara juga menjadi ruang dialog terbuka. Salah satu warga baru, Wahyu, menyampaikan rasa bangga dan terima kasih atas bimbingan para sesepuh.
Menjelang penutupan, Kang Mas Simun kembali mengingatkan warga untuk tidak sekadar menjadi anggota formal.
“Jadilah warga yang paham arah ajaran. Itu baru pendekar sejati.”
Temu Kadang di Pontianak ini bukan sekadar temu kangen, melainkan peneguhan kembali marwah PSHT sebagai organisasi yang menjunjung tinggi moralitas, spiritualitas, dan nilai-nilai kebangsaan.
SRI SUNDARI
EDITING : DANI 74
0Komentar