![]() |
| Caption : Ketua Umum LBH Majelis Adat Dayak Nasional (MADN), Jelani Christo, SH, MH, Foto. Ist. (SK) |
Sekadau, Kalbar I SK - Kepergian Serda (Anumerta) Rafael Tetelo Luna, seorang prajurit TNI AD asal suku Dayak, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, masyarakat adat Dayak, serta publik secara luas.
Rafael, yang baru saja lulus dengan predikat terbaik dari Pendidikan Pertama Bintara Infanteri (Dikmaba TNI AD) 2025, ditemukan meninggal dunia secara misterius pada Jumat dini hari, 12 Desember 2025, di asrama Batalyon Infanteri TP 882, tempat dia berdinas.
Kematian tersebut menimbulkan sejumlah kejanggalan yang hingga kini belum dapat terungkap secara pasti.
Ketua Umum LBH Majelis Adat Dayak Nasional (MADN), Jelani Christo, SH, MH, kepada awak media Senin (15/12) menegaskan bahwa pihaknya akan mengawal proses hukum dan penyelidikan terkait kematian Rafael.
Menurut Jelani, banyak kejanggalan yang patut diselidiki lebih lanjut, seperti posisi tubuh almarhum yang mencurigakan, dugaan penggunaan tali elastis, adanya lebam di wajah dan belakang kepala, serta tekanan dari pihak tertentu yang meminta keluarga untuk tidak melakukan visum atau autopsi.
"Ini bukan sekedar kematian biasa. Kami akan pastikan bahwa penyelidikan dilakukan dengan objektif dan transparan, demi keadilan bagi almarhum dan keluarga," ujar Jelani Christo, yang juga merupakan pengacara dari LBH MADN.
Kematian Rafael semakin mencurigakan karena sebelum ditemukan meninggal, pada pukul 02.18 WIB, dia sempat melakukan panggilan telepon kepada sahabatnya, namun tidak terjawab.
Kurang dari satu jam kemudian, Rafael ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa. Keluarga mengaku merasa bingung dan tertekan, terutama karena biaya dan pemahaman hukum yang terbatas, namun kini telah mendapatkan dukungan dari sejumlah lembaga dan advokat untuk mengawal kasus ini.
Pihak Kodam XII/Tanjungpura menyampaikan bahwa mereka sedang melakukan investigasi mendalam mengenai kematian tersebut.
Meskipun keluarga almarhum telah menolak dilakukan otopsi, Kodam XII/Tanjungpura tetap melanjutkan penyelidikan dengan melibatkan berbagai unsur terkait, termasuk penyidik militer dan intelijen.
Tim advokasi yang siap mendampingi keluarga almarhum Rafael Tetelo Luna mencakup beberapa lembaga, di antaranya LI BAPAN Kalbar, LBH Majelis Adat Dayak Nasional (MADN), dan sejumlah pengacara terkemuka seperti Syamsul Jahidin, S.I.KOM., S.H., M.H., Joze Arimatea Pranatha, S.H., CIM., dan lainnya.
(Tim SK)

0Komentar