.jpeg){kind=small}
Kegiatan berlangsung di shelter Skuadron Udara 100 dan 400 Lanudal Juanda. Kedua skuadron tersebut mengoperasikan helikopter Panther dan Bolkow, yang merupakan armada utama TNI AL dalam misi SAR (Search and Rescue).
Pelatihan dibagi dalam dua sesi. Hari pertama diikuti 75 peserta, disusul 75 peserta lainnya pada hari kedua. Mahasiswa mendapat materi teori dan praktik langsung dari instruktur EMU, di antaranya Lettu Laut (K) dr. Mochammad Ivan Kurniawan dan Lettu Laut (P) Hanisworo.
Materi mencakup pengenalan helikopter, prosedur medis udara, hingga dasar-dasar menjadi marshaller. Pelatihan ini bertujuan membekali mahasiswa dengan pemahaman dan keterampilan menghadapi situasi kedaruratan di medan sulit dijangkau.
Komandan Skuadron Udara 100, Mayor Laut (P) Kuswoyo, menyebut kegiatan ini sebagai bentuk kontribusi TNI AL dalam pendidikan kedokteran, terutama terkait penanganan kegawatdaruratan.
“Kami ingin mahasiswa memahami pentingnya peran evakuasi medis udara dalam penanggulangan bencana,” ujarnya.
Komandan Skuadron Udara 400, Letkol Laut (P) Pranatha, menambahkan pentingnya kolaborasi militer dan akademisi. “Bolkow SAR kami siap terlibat dalam upaya penyelamatan di medan ekstrem,” tegasnya.
Sementara itu, Komandan Wing Udara 2, Kolonel Laut (P) Adam Firmansyah, menyebut pelatihan ini sebagai "kawah candradimuka" bagi calon dokter. “Kami ingin mereka siap menjadi bagian dari tim penanggulangan bencana yang efisien dan sigap,” katanya.
Pelatihan EMU ini diharapkan memperluas wawasan dan kesiapan mahasiswa dalam menghadapi situasi darurat, khususnya yang memerlukan evakuasi medis melalui udara.
____
Reporter: Arifin
Editor: Redaksi
____
0Komentar