Tfr6TUCoBUC8GSAiTUCoGfW0Gd==
Light Dark
Peringati 1 Suro, PSHT Pontianak Ziarah ke Makam Tokoh Pendiri

Peringati 1 Suro, PSHT Pontianak Ziarah ke Makam Tokoh Pendiri

×

 

Caption :
Warga Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Pontianak saat Melaksanakan Sesi Foto Bersama. Foto. Ist. (SK) 
Pontianak, KALBAR (SK) – Suasana khidmat menyelimuti malam 1 Suro 1959 Tahun Jawa yang jatuh pada Kamis malam, 26 Juni 2025. Warga Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Pontianak ramai-ramai melakukan ziarah ke makam para sesepuh dan tokoh pendiri PSHT pertama di Kalimantan Barat.

Ziarah dimulai dari makam almarhum Mas Heri, tokoh legendaris yang pertama kali membawa ajaran PSHT ke Kalbar, lalu dilanjutkan ke makam almarhum Mas Poniran dan almarhum Mas Suryanto. Tak hanya warga Pontianak, kegiatan ini juga diikuti warga dan calon warga PSHT dari Kubu Raya dan sekitarnya.

Baju sakral khas PSHT dikenakan. Obor dinyalakan. Bunga tabur dibawa. Lantunan doa dan tahlil bergema, menyayat kalbu. Semuanya berlangsung khusyuk, dipimpin oleh para sesepuh dan pengurus cabang.

Caption : 
Warga Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Pontianak  saat Melakukan Ziarah Makam para sesepuh dan tokoh pendiri PSHT pertama di Kalimantan Barat. Kamis (26/06). Foto. Sri (SK) 
“Ini bukan sekadar ziarah, tapi bagian dari tradisi spiritual dan pendidikan karakter yang diwariskan para pendahulu kami,” ujar Mbak Sri Sundari, salah satu pengurus PSHT Cabang Pontianak.

Mewakili Ketua Cabang Pontianak, Mas Bibit Triono, Mbak Sri menyampaikan terima kasih kepada seluruh warga yang hadir. Menurutnya, peringatan 1 Suro bukan hanya soal pergantian tahun Jawa, tapi juga momen untuk eling lan waspada introspeksi diri, memperdalam spiritualitas, dan memperkuat rasa paseduluran.

“Ziarah ini pengingat bagi kita untuk hidup dengan nilai kejujuran, keikhlasan, dan budi pekerti. Ini bagian dari laku,” tegasnya.

Acara ditutup dengan doa bersama di padepokan masing-masing. Tausiyah dan pesan moral dari para sesepuh pun disampaikan, agar warga PSHT menyambut tahun baru Jawa dengan hati bersih, sabar, dan niat tulus untuk terus mengabdi.

“Jadilah manusia berbudi luhur, tahu benar dan salah. Mamayu hayuning bawono lebur dening pangastuti,” pungkas Sri


Irfan Tiago

Editing : Redaksi



0Komentar

SPONSOR