![]() |
Caption ; Doa Bersama Lembaga, Awak Media dan Lembaga Pers dalam Rangka Selamatan Kantor Baru, di Gang. Bina Karya, Kota Baru, Pontianak. Kamis (26/06). Foto. (SK) |
Jam menunjukkan pukul 19.00 WIB ketika satu per satu tamu mulai berdatangan. Tak ada karpet merah, tak ada sambutan mewah. Hanya tangan-tangan yang bersalaman hangat dan mata yang saling menyapa dengan penuh hormat. Di tempat itulah, antara tembok bercat putih dan secangkir kopi hitam, lahir sebuah komitmen, "menyatukan suara media, lembaga hukum, dan masyarakat dalam satu ikhtiar bersama membangun Kalbar dari sisi nurani.
![]() |
Caption : Suasana Malam Acara Doa bersama LSM, Awak Media dan Lembaga Pers, AMSI. Kamis, (26/06). Foto.(SK). |
"Kami tidak besar, tapi kami punya niat yang tak mudah padam. Kantor ini mungkin sederhana, tapi semangat kami tak pernah biasa."
Di balik pernyataan itu, tergambar satu hal ",ini bukan hanya soal ruang kerja, ini adalah tentang tempat pulang bagi siapa saja yang mencari keadilan",.
Tak jauh dari Abangda Yayat, Kusnandar Darmawi berbicara dengan mata yang menyimpan kilau tekad. Seorang wartawan, psikolog, dan juga penggerak. Baginya, SEKBER bukan sekadar lembaga, melainkan wadah jiwa-jiwa yang ingin menjembatani mereka yang tak terdengar.
“Kami ingin hadir sebagai penghubung. Bukan penguasa kata-kata, tapi penjaga makna bagi masyarakat,” tuturnya lirih, namun menggigit.
Malam terus beranjak. Obrolan berubah jadi diskusi, tawa berubah jadi ide, dan nasi kotak sederhana jadi santapan bersama yang menyatukan semua. Para tokoh yang hadir datang bukan untuk dilayani, tapi untuk saling menguatkan: Hamzah, Dul Hadi, Syahrial, Masrun, Sy. Dwi Kurniawan, Dede Wahyudi, dan banyak lagi yang tak sempat disebut satu per satu. Mereka datang bukan sebagai tamu, tapi sebagai saudara yang sedang membantu menyalakan lentera kecil di gang sempit yang sering terlupakan.
Lalu seorang wartawan muda sambil merenung meratapi poster kecil dengan berbagai logo organisasi dan media, ia perlahan berbisik,"
“Di tempat sekecil ini, harapan bisa lebih luas dari dunia.”itulah Dede Wahyudi
Di sela bincang santai, Sy. Dwi Kurniawan sempat menatap langit yang gelap, lalu berkata,"
“Semoga dari sini, kita bisa menulis sejarah yang berbeda. Yang berpihak, yang membela, dan yang menyala.”
Dan memang, malam itu bukan sekadar syukuran biasa. Ia adalah titik mula sebuah percikan kecil yang siap menyala menjadi bara perjuangan. Dari Gang Bina Karya, SEKBER Kalbar hendak menyusun cerita baru, tentang media yang tak gentar, tentang hukum yang membela, dan tentang rakyat yang tak dibiarkan berjalan sendiri.
Oleh : Dani 74
0Komentar